Selasa, 07 April 2015

Bab IV Pengembangan Potensi Desa


BAB IV PENGEMBANGAN POTENSI DESA MELALUI KKN POSDAYA STKIP PGRI SUMENEP




Mahasisiwa kelompok 13 KKN STKIP PGRI Sumenep tiba di desa Longos pada hari Senin, 23 Februari 2015 pukul 09.00 WIB di posko kami yang bertempat di desa Kotteh, tepatnya rumahnya Bapak Rofiq 100 meter ke utara dari jalan utama. Pukul 10.30 WIB kami pergi ke balai desa Longos untuk menemui kepala desa dan perangkat-perangkatnya untuk mendiskusikan program kerja yang kami buat. Secara lebih terperinci hal-hal yang telah kami lakukan untuk memberdayakan desa Longos yakni sebagai berikut:

1.      OBSERVASI

Observasi lapangan dilakaukan pra KKN untuk mengetahui kondisi umum desa Longos dan potensi SDA yang dimiliki desa Longos. Sedangkan observasi terhadap dusun-dusun dilaksanakan pada tanggal 23 s/d 26 Februari 2015. Hasil observasi ini menjadi referensi buat kami dalam melaksanakan program-program yang akan kami berikan kepada desa Longos.

2.      MELAKSANAKAN PROGRAM

Untuk mempermudah dan program terencana dengan baik, program Kelompok 13 KKN STKIP PGRI Sumenep dibagi menjadi lima divisi yakni  divisi kewirausahaan, pendidikan, kebudayaan dan agama, kesehatan dan lingkungan. Kelima bidang tersebut yang sudah terlaksana selama KKN akan dipaparkan sebagai berikut:

a.      Kewirausahaan

Salah satu ciri khas KKN Pos Daya ialah setiap KKN dituntut untuk menghasilkan sebuah yang ciri khas ataupun potensi yang ada di tempat KKN. Sebagaimana yang telah dipaparkan di Bab III Potensi Desa Longos bahwasanya desa Longos kaya akan pohon kelapa, pohon siwalan, dan pelabuhan Bintaro serta beberapa tempat menarik lainnya. Oleh karena itu dalam bidang kewirausahaan ini kami mencoba mengembangkan ketiga SDA ini menjadi produk unggulan kami. Secara umum ada t tahap dalam menyukseskan kewirausahaan ini yakni melakukan eksperimen, melakukan pemantapan produk, melakukan sosialisasi, dan melakukan pelatihan.


  1. Eksperimen
Pada tahap eksperimen ini ada enam produk yang dieksperimenkan yakni 1) Berem (buah siwalan yang tua) menjadi jus, 2) Tapes menjadi tas, 3) Keropok dari sari kelapa dan keropok dari kulit kelapa, dan 4) Martabak ikan 5) Air kelapa menjadi petes, dan 6) Batok menjadi hiasan unik.
Hasil dari eksperimen pertama ini bahwa berem (buah siwalan yang tua) menjadi rasanya tidak enak dan oleh karena kami tidak bermaksud melanjutkan eksperimen ini karena rasanya. Eksperimen tapes menjadi tas pada tahap ini sudah jadi tas cuman perlu beberapa perbaikan lagi seperti tas kurang besar dan tasnaya masih belum cocok buat orang dewasa. Eksperimen keropok dari sari kelapa dan keropok dari kulit kelapa sudah berhasil, cuma rasa kelapanya kurang terasa karena terlalu banyak pengembang kerupuk. Eksperimen selanjutnya ialah eksperimen martabak ikan, pada eksperimen kali ini rasanya sedap namun amisnya terlalu berasa sehingga mengenggankan orang makan lagi namun untuk eksperimen selanjutnya rasa amis ini akan hilang. Selanjutnya air kelapa menjadi petes, pada proses ini membutuhkan waktu berjamjam untuk memasa air kelapa menjadi petes sehingga mematahkan teman-teman untuk melanjutkan eksperimen ini. Selain itu, hasilnya sangat sedikit. Eksperimen terakhir ialah hiasan unik dari batok, eksperimen ini mengundang semangat KKN untuk melakukan eksperimen batok selanjutntnya dan menjadikannya sebagai produk unggulan.
Dari beberapa eksperimen yang telah dilakukan ada empat jenis produk yang akan kami fokuskan yakni Tapes menjadi tas, batok menjadi hiasan unik, keropok dari sari kelapa dan keropok dari kulit kelap, dan martabak ikan.
Produk hiasan unik dari batok itu sendiri kami berhasil membuatnya sebanyak 11 produk yakni; 1) Lampu tidur, 2) Boneka, 3) Angry Bird, 4) Semut, 5) Kura-kura, 6) Ikan, 7) Kelinci, 8) Banteng, 9) Boneka preman, 10) Laba-laba, dan 11) Hiasan dinding.
  1. Sosialisasi produk
Sosialisi produk terhadap masyarakat di lakukan secara berangsur-angsur sebanyak dua kali. Sosialisi pertama sosialisai tentang pemanfaatan batok kelapa dan tapes kelapa sedangkan yang kedua sosialisai pemanfaatan sari kelapa menjadi kerupuk, limbah kelapa menjadi kerupuk, dan martabak ikan.
Sosialisasi pertama berhasil dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 08 Maret 2015 di balai desa. Program sosialisasi produk ini dihadiri enam peserta dan satu aparat desa yang masing-masing dari dusun Buabu dan Telenteyan. Acara ini dihadiri tujuh warga karena pada saat itu hujan dan walaupun acara ini dihadiri tujuh warga acara ini berlangsung meriah dan berjalan dengan hikmat. Hasil dari sosialisi ini ialah terjadi kesepakatan akan pelatihan pembuatan produk langsung di dusun Telenteyan pada hari Rabu, 18 Maret 2015.
  1. Pelatihan pembuatan produk terhadap warga
Teori tanpa praktek adalah omong kosong. Oleh karena itu sebagai tindak lanjut dari sosialisasi yang di lakukan KKN di balai desa Longos. KKN Kelompok 13 POSDAYA STKIP PGRI Sumenep mengadakan pelatihan pembuatan produk. Dalam pelatihan ini terdapat empat jenis produk yang kami angkat yakni kerupuk dari kelapa, martabak ikan, tas dari tapes, dan hiasan unik dari batok kelapa. Pelatihan ke empat produk ini dilaksanakan dengan hari berbeda. Pelatihan kerupuk dari kelapa dan martabak ikan dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Maret 2015 dan pelatihan tapes dari kelapa dan hiasan unik dari batok hari Rabu, 18 Maret 2015.
Pelatihan kerupuk dari kelapa dan martabak ikan dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Maret 2015 di rumah kepala dusun Telenteyan, acara ini diikuti oleh 18 warga. Mereka antusias mengikuti program ini dari awal sampai akhir karena program sosialisasi ini anggota KKN langsung mengajak warga untuk praktek langsung pembuatan kerupuk dari sari kelapa dan kerupuk dari limbah kelapa serta martabak ikan. Mereka mengatakan takjub dengan ide KKN membuat kerupuk dari bahan kelapa dan martabak dari ikan karena sebelumnya mereka belum pernah mendengar dan mencobanya.
Hari Rabu, 18 Maret 2015 kami berhasil melaksanakan pelatihan pembuatan hiasan unik dari Batok yang bertempat di Kadus Telenteyan, acara ini dihadiri oleh 10 warga. Dalam pelatihan ini kami berhasil membuat struktur kelompok pos dan mereka berhasil membuat hiasan unik dari batok kelapa sebanyak dua buah pada saat itu. KKN Kelompok 13 POSDAYA STKIP PGRI Sumenep dan Kelompok posdaya tersebut membuat kesepakatan bahwasanya mereka akan lebih banyak lagi membuat produk hiasan unik dari batok kelapa untuk di pamerkan di pameran kewirausahaan pada hari Senin, 06 April 2015.

b.      Pendidikan

Pendidikan adalah sesuatu hal yang di gembar-gemborkn oleh manusia pada era sekarang ini karena dengan pendidikan manusia menjadi lebih baik, lebih bijak, dan lebih sejahtera. Berdasar observasi yang kami peroleh bahwasanya masyarakat Longos tidak terlalu memperdulikan pendidikan dengan salah satu bukti dari seluruh warga masyarakat Longos yang sekolah umur 19 tahun ke atas hanya 11 orang. Padahal jika kita melihat kondisi sekarang di kota-kota besar mereka melanjutkan sekolah mereka sampai jenjang pendidikan tinggi. Oleh karena itu kami KKN Kelompok 13 Posdaya STKIP PGRI Sumenep berinisiatif memberikan pemahaman pentingnya pendidikan terhadap kelangsungan masa depan anak-anak.  
Dalam program pendidikan ini dikemas dengan bimbel (bimbingan belajar).  Pada program pendidikan ini KKN Kelompok 13 ini berhasil telah melaksanakan bimbel (bimbingan belajar) yang di adakan di dua tempat yaitu di Dusun Telentean dan Dusun Polay.
1)      Bimbel di Dusun Telenteyan
Bimbel di dusun Telenteyan berhasil telah dilaksanakan sebanyak empat pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Maret 2015 di rumah kepala Dusun Telenteyan. Pelaksanaan ini dibagi menjadi tiga tingkat/kelas yakni 1) PAUD dengan jumlah delapan peserta, 2) SD/MI dengan jumlah 14 peserta, dan SMP/MTs dengan jumlah tiga peserta. Peserta PAUD belajar melukis objek, SD/MI dibagi dua kelompok, kelompok satu belajar membaca dan kelompok dua belajar Matematika, dan SMP/MTs belajar Bahasa Inggris.
     
Pertemuan ke dua dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Maret 2015 di rumah kadus Telenteyan dengan jumlah peserta PAUD sembilan anak, dan MI lima peserta.
      Pertemuan ke tiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Maret 2015 di rumah kadus Telenteyan dengan jumlah peserta, sembilan peserta PAUD 22 peserta MI, dua MTs.
      Pertemuan terakhir dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Maret 2015 di rumah Kadus Telenteyan pukul 13.00 s/d 15.00 WIB. Pada pertemuan terakhir ini berlangsung meriah dan haru. Meriah karena peserta yang hadir begitu semangat haru karena mereka tahu pada hari itu hari terakhir bimbel yang dilaksanakan KKN Kelompok 13 POSDAYA STKIP PGRI Sumenep.
      Dari keempat pertemuan dalam bimbel tersebut banyak hal yang telah kami sampaikan kepada adik-adik yang ada ditelenteyan selain materi yang kami berikan insyaalah kami juga telah menularkan semangat belajar terus untuk mengejar impian yang tinngi.
2)      Bimbel di Dusun Polay
Bimbel di dusun Polay berhasil dilaksanakan sebanyak dua kali ialah tanggal 13 Maret 2015 dan 20 Maret 2015 di SDN Longos III dusun Pulay. Pada pertemuan pertama dibagi menjadi lima kelompok bimbel. Pertemuan ke-2 juga sama dengan pertemuan pertama cuman materi yang disampaikan berbeda dan setelah bimbel selesai kami memberikan pertunjukan sulap kepada anak-anak. Selain untuk menghibur anak-anak kemi menyelipkan suntikan semangat untuk terus belajar dan berkarya untuk negara ini terutama desa Longos.
Selain kami berhasil melaksanakan bimbel kami juga berhasil melaksanakan bedah film bersama warga yang berjudul “MESTAKUNG” dengan tujuan para warga terinspirasi untuk terus memotivasu anak-anak nya untuk terus belajar dan melanjutkan sekolah sampai jenjang yang tinggi. Kami melaksanakan bedah ini film pada hari Sabtu, 21 Maret 2015 pukul 19.30 di kadus Telenteyan.

c.       Keagamaan dan kebudayaan

Pada bagian kebudayaan, kami bermaksud untuk memjaga kebudayaan-kebudayaan yang sudah ada dan hampir punah seperti budaya Macopat. Macopat di Longos sendiri masih ada yang di koordinatori oleh Pak Sahnan dan Madrasah. Beliau-beliau inilah yang melestarikan budaya macopat di desa Longos ini.
Macopat ialah membacakan cerita orang dahulu dengan membacakan tembeng (lagu) menggunakan bahasa Jawa kemudian dimaknai (teges) menggunakan bahasa Madura. Untuk melakukan Macopat ini dibutuhkan minimal dua orang, satu orang membaca tembeng dan yang satunya neggesi (mengartikan maknanya) dan untuk memperindah indah lagu diiringi dengan musik seruling.  
Salah satu tujuan mengadakan Macopat ialah bersyukur kepada tuhan yang maha Agung yakni Allah Swt dengan mengambil pelajaran dari cerita-cerita yang diceritakan dalam macopat.

d.      Kesehatan

Pada bagian program kesehatan ini anggota KKN telah berhasil melaksanakan beberapa program yakni 1) mengikuti acara posyandu di berbagai dusun 2) menyelenggarakan pengobatan lansia gratis se desa Longos.
1.      Posyandu
Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan bahwa posyandu di desa Longos Kec Gapura ini berjalan lancar setiap bulan oleh karena untuk mendukung kegiatan ini agar posyandu ini lebih dilihat oleh masyarakat kami KKN POSDAYA STKIP PGRI Sumenep Kelompok 13 berpartisipasi dalam acara tersebut. Dalam kegiatan posyandu ini kami berhasil berpartisipasi di dua tempat yakni dusun Telenteyan dan dusun Polay.
            Anggota KKN ikut berpartisipasi dalam acara posyandu yang di adakan di dusun Telenteyan pada hari Kamis, 12 Maret 2015 di rumah kepada dusun Telenteyan pukul 10.00 WIB s/d 12.00 WIB. Program posyandu ini dihadiri oleh UPT puskesmas Gapura, Ach. Haryono dan Subhan Basri dengan jumlah warga yang periksa yaitu sepuluh warga. Anggota KKN selain berpartisipasi di Posyandu Telenteyan, anggota KKN juga berpartisipasi di Posyandu Polay  yang dilaksanakan pada hari Jumat Pagi tanggal 13 Maret 2015.
2.      Penyuluhan dan Pengobatan bagi Lansia Gratis
           
Program selanjutnya yang terlaksana ialah penyuluhan kesehatan dan pengobatan lansia gratis se desa Longos. Acara ini pada hari Seni, 16 Maret 2015 yang bertempat di balai desa Longos pukul 08.00 WIB s/d 11.00 dengan jumlah peserta 25, undangan 5 orang, dan dinas kesehatan puskesmas 5 orang.
Dalam penyuluhan ini pemateri menyampaikan bahwa kota Sumenep merupakan penderita DBD (Demam berdarah) tertinggi se indonesia dan desa Longos merupakan desa penderita DBD tertinggi di Kec. Gapura berdasarkan catatan puskesmas Gapura 2015. Oleh karena itu perlu perubahan dan pembenahan diri dan salah satu upaya yang puskesmas lakukan ialah melakukan Penyuluhan dan Pengobatan Gratis bagi Lansia yang dijembati oleh KKN POSDAYA STKIP PGRI Sumenep Kelmpok 13.
Beliau menyampaikan bahwa salah satu penyebab DBD yang banyak terjadi di desa Longos ialah air tergenang seperti sisa tampungan air kelapa yang tidak di balik, tempat minum burung peliharaan yang jarang dicuci, tempat air pengasahan celurit atau pisau, parit yang berhenti mengalir, dan kamar mandi yang jarang di cuci.
Mencegah lebih baik dari pada mengobati, itulah yang sering disampaikan kepada masyarakat dan apabila setelah berusaha mencegah DBD ini namun masih di serang DBD maka alternatifnya segera bawa ke dokter karena DBD ini sangat berbahaya bahkan mematikan.
Beliau juga menyampaikan ciri-ciri orang yang diserang DBD ialah demam turun naik dan keluar bintik-bintik.
Selain itu beliau juga menyampaikan tentang lansia itu sendiri bahwa ketika usia lansia memang sudah hal biasa tulang terasa ngilu, daya ingat mulai mengurang dan tubuh secara perlahan mulai melemah. Oleh karena itu untuk menjaga masyarakat lansian agar tetap sehat selalu perlu kiranya penyuluhan dan pengobatan gratis bagi lansia untuk menyehatkan masyarakat lansia khususnya desa Longos.
Setelah penyuluhan selesai petugas puskesmas langsung memeriksa peserta dan memberikan obat kepada mereka.

e.       Lingkungan

Pada program lingkungan ini juga telah kami lakukan selama KKN di desa Longos. Program lingkungan yang terlaksana yaitu kerja bakti dan pengecatan balai desa. Kerja bakti terlaksana pada hari Minggu 1 Februari 2015 di area posko.
Pengecatan balai terlaksana pada hari Sabtu, 14 Maret 2015 s/d Selasa, 17 Maret 2015 dengan dilakukan bersama-sama.

Ditulis oleh Moh. Hafidi & Halimatus Sadiyah 

Lihat juga
  1. Kata Pengantar
  2. Bab I Sejarah Singkat Desa
  3. Bab II Demografi Desa
  4. Bab III Potensi Desa
  5. Lampiran I Struktur Kelompok KKN
  6. Lampiran II Biodata Mahasiswa
  7. Lampiran III Deskripsi Pembuatan Produk 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar