BAB IV PENGEMBANGAN POTENSI DESA MELALUI KKN POSDAYA STKIP PGRI SUMENEP
Mahasisiwa kelompok 13 KKN STKIP
PGRI Sumenep tiba di desa Longos pada hari Senin, 23 Februari 2015 pukul
09.00 WIB di posko kami yang bertempat di desa Kotteh, tepatnya rumahnya
Bapak Rofiq 100 meter ke utara dari jalan utama. Pukul 10.30 WIB kami pergi ke
balai desa Longos untuk menemui kepala desa dan perangkat-perangkatnya
untuk mendiskusikan program kerja yang kami buat. Secara lebih terperinci
hal-hal yang telah kami lakukan untuk memberdayakan desa Longos yakni
sebagai berikut:
1. OBSERVASI
Observasi lapangan dilakaukan pra
KKN untuk mengetahui kondisi umum desa Longos dan potensi SDA yang dimiliki
desa Longos. Sedangkan observasi terhadap dusun-dusun dilaksanakan pada tanggal
23 s/d 26 Februari 2015. Hasil observasi ini menjadi referensi buat kami dalam
melaksanakan program-program yang akan kami berikan kepada desa Longos.
2. MELAKSANAKAN PROGRAM
Untuk mempermudah dan program
terencana dengan baik, program Kelompok 13 KKN STKIP PGRI Sumenep dibagi
menjadi lima divisi yakni divisi
kewirausahaan, pendidikan, kebudayaan dan agama, kesehatan dan lingkungan. Kelima
bidang tersebut yang sudah terlaksana selama KKN akan dipaparkan sebagai
berikut:
a. Kewirausahaan
Salah satu
ciri khas KKN Pos Daya ialah setiap KKN dituntut untuk menghasilkan sebuah yang
ciri khas ataupun potensi yang ada di tempat KKN. Sebagaimana yang telah
dipaparkan di Bab III Potensi Desa Longos bahwasanya desa Longos kaya
akan pohon kelapa, pohon siwalan, dan pelabuhan Bintaro serta beberapa tempat
menarik lainnya. Oleh karena itu dalam bidang kewirausahaan ini kami mencoba mengembangkan
ketiga SDA ini menjadi produk unggulan kami. Secara umum ada t tahap dalam
menyukseskan kewirausahaan ini yakni melakukan eksperimen, melakukan pemantapan
produk, melakukan sosialisasi, dan melakukan pelatihan.
- Eksperimen
Pada
tahap eksperimen ini ada enam produk yang dieksperimenkan yakni 1) Berem (buah
siwalan yang tua) menjadi jus, 2) Tapes menjadi tas, 3) Keropok dari sari
kelapa dan keropok dari kulit kelapa, dan 4) Martabak ikan 5) Air kelapa
menjadi petes, dan 6) Batok menjadi hiasan unik.
Hasil dari
eksperimen pertama ini bahwa berem (buah siwalan yang tua) menjadi
rasanya tidak enak dan oleh karena kami tidak bermaksud melanjutkan eksperimen
ini karena rasanya. Eksperimen tapes menjadi tas pada tahap ini sudah jadi tas
cuman perlu beberapa perbaikan lagi seperti tas kurang besar dan tasnaya masih
belum cocok buat orang dewasa. Eksperimen keropok dari sari kelapa dan keropok
dari kulit kelapa sudah berhasil, cuma rasa kelapanya kurang terasa karena terlalu
banyak pengembang kerupuk. Eksperimen selanjutnya ialah eksperimen martabak
ikan, pada eksperimen kali ini rasanya sedap namun amisnya terlalu berasa
sehingga mengenggankan orang makan lagi namun untuk eksperimen selanjutnya rasa
amis ini akan hilang. Selanjutnya air kelapa menjadi petes, pada proses ini
membutuhkan waktu berjamjam untuk memasa air kelapa menjadi petes sehingga
mematahkan teman-teman untuk melanjutkan eksperimen ini. Selain itu, hasilnya
sangat sedikit. Eksperimen terakhir ialah hiasan unik dari batok, eksperimen ini
mengundang semangat KKN untuk melakukan eksperimen batok selanjutntnya dan
menjadikannya sebagai produk unggulan.
Dari beberapa
eksperimen yang telah dilakukan ada empat jenis produk yang akan kami fokuskan
yakni Tapes menjadi tas, batok menjadi hiasan unik, keropok dari sari kelapa
dan keropok dari kulit kelap, dan martabak ikan.
Produk
hiasan unik dari batok itu sendiri kami berhasil membuatnya sebanyak 11 produk
yakni; 1) Lampu tidur, 2) Boneka, 3) Angry Bird, 4) Semut, 5) Kura-kura, 6)
Ikan, 7) Kelinci, 8) Banteng, 9) Boneka preman, 10) Laba-laba, dan 11) Hiasan
dinding.
- Sosialisasi produk
Sosialisi
produk terhadap masyarakat di lakukan secara berangsur-angsur sebanyak dua
kali. Sosialisi pertama sosialisai tentang pemanfaatan batok kelapa dan tapes kelapa
sedangkan yang kedua sosialisai pemanfaatan sari kelapa menjadi kerupuk, limbah
kelapa menjadi kerupuk, dan martabak ikan.
Sosialisasi
pertama berhasil dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 08 Maret 2015 di balai
desa. Program sosialisasi produk ini dihadiri enam peserta dan satu aparat desa
yang masing-masing dari dusun Buabu dan Telenteyan. Acara ini
dihadiri tujuh warga karena pada saat itu hujan dan walaupun acara ini dihadiri
tujuh warga acara ini berlangsung meriah dan berjalan dengan hikmat. Hasil dari
sosialisi ini ialah terjadi kesepakatan akan pelatihan pembuatan produk
langsung di dusun Telenteyan pada hari Rabu, 18 Maret 2015.
- Pelatihan pembuatan produk terhadap warga
Teori tanpa
praktek adalah omong kosong. Oleh karena itu sebagai tindak lanjut dari
sosialisasi yang di lakukan KKN di balai desa Longos. KKN Kelompok 13
POSDAYA STKIP PGRI Sumenep mengadakan pelatihan pembuatan produk. Dalam
pelatihan ini terdapat empat jenis produk yang kami angkat yakni kerupuk dari
kelapa, martabak ikan, tas dari tapes, dan hiasan unik dari batok kelapa. Pelatihan
ke empat produk ini dilaksanakan dengan hari berbeda. Pelatihan kerupuk dari
kelapa dan martabak ikan dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Maret 2015 dan
pelatihan tapes dari kelapa dan hiasan unik dari batok hari Rabu, 18 Maret
2015.
Pelatihan
kerupuk dari kelapa dan martabak ikan dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Maret
2015 di rumah kepala dusun Telenteyan, acara ini diikuti oleh 18 warga. Mereka
antusias mengikuti program ini dari awal sampai akhir karena program
sosialisasi ini anggota KKN langsung mengajak warga untuk praktek langsung
pembuatan kerupuk dari sari kelapa dan kerupuk dari limbah kelapa serta
martabak ikan. Mereka mengatakan takjub dengan ide KKN membuat kerupuk dari
bahan kelapa dan martabak dari ikan karena sebelumnya mereka belum pernah
mendengar dan mencobanya.
Hari Rabu, 18
Maret 2015 kami berhasil melaksanakan pelatihan pembuatan hiasan unik dari
Batok yang bertempat di Kadus Telenteyan, acara ini dihadiri oleh 10 warga.
Dalam pelatihan ini kami berhasil membuat struktur kelompok pos dan mereka
berhasil membuat hiasan unik dari batok kelapa sebanyak dua buah pada saat itu.
KKN Kelompok 13 POSDAYA STKIP PGRI Sumenep dan Kelompok posdaya tersebut
membuat kesepakatan bahwasanya mereka akan lebih banyak lagi membuat produk
hiasan unik dari batok kelapa untuk di pamerkan di pameran kewirausahaan pada
hari Senin, 06 April 2015.
b. Pendidikan
Pendidikan
adalah sesuatu hal yang di gembar-gemborkn oleh manusia pada era sekarang ini
karena dengan pendidikan manusia menjadi lebih baik, lebih bijak, dan lebih
sejahtera. Berdasar observasi yang kami peroleh bahwasanya masyarakat Longos
tidak terlalu memperdulikan pendidikan dengan salah satu bukti dari seluruh
warga masyarakat Longos yang sekolah umur 19 tahun ke atas hanya 11 orang.
Padahal jika kita melihat kondisi sekarang di kota-kota besar mereka
melanjutkan sekolah mereka sampai jenjang pendidikan tinggi. Oleh karena itu
kami KKN Kelompok 13 Posdaya STKIP PGRI Sumenep berinisiatif memberikan
pemahaman pentingnya pendidikan terhadap kelangsungan masa depan
anak-anak.
Dalam program
pendidikan ini dikemas dengan bimbel (bimbingan belajar). Pada program pendidikan ini KKN Kelompok 13
ini berhasil telah melaksanakan bimbel (bimbingan belajar) yang di adakan di
dua tempat yaitu di Dusun Telentean dan Dusun Polay.
1)
Bimbel di Dusun Telenteyan
Bimbel
di dusun Telenteyan berhasil telah dilaksanakan sebanyak empat pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Maret 2015 di rumah kepala Dusun Telenteyan.
Pelaksanaan ini dibagi menjadi tiga tingkat/kelas yakni 1) PAUD dengan jumlah
delapan peserta, 2) SD/MI dengan jumlah 14 peserta, dan SMP/MTs dengan jumlah
tiga peserta. Peserta PAUD belajar melukis objek, SD/MI dibagi dua kelompok,
kelompok satu belajar membaca dan kelompok dua belajar Matematika, dan SMP/MTs
belajar Bahasa Inggris.
Pertemuan ke dua dilaksanakan pada hari
Rabu, 11 Maret 2015 di rumah kadus Telenteyan dengan jumlah peserta PAUD
sembilan anak, dan MI lima peserta.
Pertemuan
ke tiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Maret 2015 di rumah kadus Telenteyan
dengan jumlah peserta, sembilan peserta PAUD 22 peserta MI, dua MTs.
Pertemuan
terakhir dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Maret 2015 di rumah Kadus Telenteyan
pukul 13.00 s/d 15.00 WIB. Pada pertemuan terakhir ini berlangsung meriah
dan haru. Meriah karena peserta yang hadir begitu semangat haru karena mereka
tahu pada hari itu hari terakhir bimbel yang dilaksanakan KKN Kelompok 13
POSDAYA STKIP PGRI Sumenep.
Dari
keempat pertemuan dalam bimbel tersebut banyak hal yang telah kami sampaikan
kepada adik-adik yang ada ditelenteyan selain materi yang kami berikan
insyaalah kami juga telah menularkan semangat belajar terus untuk mengejar
impian yang tinngi.
2)
Bimbel di Dusun Polay
Bimbel
di dusun Polay berhasil dilaksanakan sebanyak dua kali ialah tanggal 13
Maret 2015 dan 20 Maret 2015 di SDN Longos III dusun Pulay. Pada pertemuan
pertama dibagi menjadi lima kelompok bimbel. Pertemuan ke-2 juga sama dengan
pertemuan pertama cuman materi yang disampaikan berbeda dan setelah bimbel
selesai kami memberikan pertunjukan sulap kepada anak-anak. Selain untuk
menghibur anak-anak kemi menyelipkan suntikan semangat untuk terus belajar dan berkarya
untuk negara ini terutama desa Longos.
Selain kami berhasil
melaksanakan bimbel kami juga berhasil melaksanakan bedah film bersama warga
yang berjudul “MESTAKUNG” dengan tujuan para warga terinspirasi untuk terus
memotivasu anak-anak nya untuk terus belajar dan melanjutkan sekolah sampai
jenjang yang tinggi. Kami melaksanakan bedah ini film pada hari Sabtu, 21 Maret
2015 pukul 19.30 di kadus Telenteyan.
c. Keagamaan dan kebudayaan
Pada bagian
kebudayaan, kami bermaksud untuk memjaga kebudayaan-kebudayaan yang sudah ada
dan hampir punah seperti budaya Macopat. Macopat di Longos
sendiri masih ada yang di koordinatori oleh Pak Sahnan dan Madrasah.
Beliau-beliau inilah yang melestarikan budaya macopat di desa Longos ini.
Macopat
ialah membacakan cerita orang dahulu dengan membacakan tembeng (lagu)
menggunakan bahasa Jawa kemudian dimaknai (teges) menggunakan bahasa
Madura. Untuk melakukan Macopat ini dibutuhkan minimal dua orang, satu
orang membaca tembeng dan yang satunya neggesi (mengartikan
maknanya) dan untuk memperindah indah lagu diiringi dengan musik seruling.
Salah
satu tujuan mengadakan Macopat ialah bersyukur kepada tuhan yang maha
Agung yakni Allah Swt dengan mengambil pelajaran dari cerita-cerita yang
diceritakan dalam macopat.
d. Kesehatan
Pada bagian
program kesehatan ini anggota KKN telah berhasil melaksanakan beberapa program
yakni 1) mengikuti acara posyandu di berbagai dusun 2) menyelenggarakan
pengobatan lansia gratis se desa Longos.
1.
Posyandu
Berdasarkan
observasi yang telah kami lakukan bahwa posyandu di desa Longos Kec Gapura
ini berjalan lancar setiap bulan oleh karena untuk mendukung kegiatan ini
agar posyandu ini lebih dilihat oleh masyarakat kami KKN POSDAYA STKIP PGRI
Sumenep Kelompok 13 berpartisipasi dalam acara tersebut. Dalam kegiatan
posyandu ini kami berhasil berpartisipasi di dua tempat yakni dusun Telenteyan
dan dusun Polay.
Anggota KKN ikut berpartisipasi
dalam acara posyandu yang di adakan di dusun Telenteyan pada hari Kamis,
12 Maret 2015 di rumah kepada dusun Telenteyan pukul 10.00 WIB s/d 12.00
WIB. Program posyandu ini dihadiri oleh UPT puskesmas Gapura, Ach.
Haryono dan Subhan Basri dengan jumlah warga yang periksa yaitu sepuluh warga.
Anggota KKN selain berpartisipasi di Posyandu Telenteyan, anggota KKN
juga berpartisipasi di Posyandu Polay yang dilaksanakan pada hari Jumat Pagi tanggal
13 Maret 2015.
2.
Penyuluhan dan
Pengobatan bagi Lansia Gratis
Program selanjutnya yang terlaksana
ialah penyuluhan kesehatan dan pengobatan lansia gratis se desa Longos. Acara
ini pada hari Seni, 16 Maret 2015 yang bertempat di balai desa Longos pukul
08.00 WIB s/d 11.00 dengan jumlah peserta 25, undangan 5 orang, dan dinas
kesehatan puskesmas 5 orang.
Dalam
penyuluhan ini pemateri menyampaikan bahwa kota Sumenep merupakan penderita DBD
(Demam berdarah) tertinggi se indonesia dan desa Longos merupakan desa
penderita DBD tertinggi di Kec. Gapura berdasarkan catatan puskesmas Gapura
2015. Oleh karena itu perlu perubahan dan pembenahan diri dan salah satu upaya
yang puskesmas lakukan ialah melakukan
Penyuluhan dan Pengobatan Gratis bagi Lansia yang dijembati oleh KKN POSDAYA
STKIP PGRI Sumenep Kelmpok 13.
Beliau menyampaikan
bahwa salah satu penyebab DBD yang banyak terjadi di desa Longos ialah
air tergenang seperti sisa tampungan air kelapa yang tidak di balik, tempat
minum burung peliharaan yang jarang dicuci, tempat air pengasahan celurit atau
pisau, parit yang berhenti mengalir, dan kamar mandi yang jarang di cuci.
Mencegah lebih
baik dari pada mengobati, itulah yang sering disampaikan kepada masyarakat dan
apabila setelah berusaha mencegah DBD ini namun masih di serang DBD maka
alternatifnya segera bawa ke dokter karena DBD ini sangat berbahaya bahkan
mematikan.
Beliau juga
menyampaikan ciri-ciri orang yang diserang DBD ialah demam turun naik dan
keluar bintik-bintik.
Selain itu
beliau juga menyampaikan tentang lansia itu sendiri bahwa ketika usia lansia
memang sudah hal biasa tulang terasa ngilu, daya ingat mulai mengurang dan
tubuh secara perlahan mulai melemah. Oleh karena itu untuk menjaga masyarakat
lansian agar tetap sehat selalu perlu kiranya penyuluhan dan pengobatan gratis
bagi lansia untuk menyehatkan masyarakat lansia khususnya desa Longos.
Setelah
penyuluhan selesai petugas puskesmas langsung memeriksa peserta dan memberikan
obat kepada mereka.
e. Lingkungan
Pada program
lingkungan ini juga telah kami lakukan selama KKN di desa Longos. Program
lingkungan yang terlaksana yaitu kerja bakti dan pengecatan balai desa. Kerja
bakti terlaksana pada hari Minggu 1 Februari 2015 di area posko.
Pengecatan
balai terlaksana pada hari Sabtu, 14 Maret 2015 s/d Selasa, 17 Maret 2015
dengan dilakukan bersama-sama.
Lihat juga
Ditulis oleh Moh. Hafidi & Halimatus Sadiyah
Lihat juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar